Geoarea Samosir merupakan bagian dari Kaldera Toba yang memperlihatkan sekuen geologi yang fenomenal terutama yang berkaitan dengan jejak-jejak terjadinya erupsi kaldera "supervolcano", terbentuknya Kaldera Toba, terbongkarnya batuan dasar dan proses terbentuknya Pulau Samosir dari pengangkatan dasar danau (Kaldera) Toba (Resurgent Doming), sampai dengan proses-proses geologi yang masih berlangsung hingga saat ini sebagai aktivitas vulkanik pasca - kaldera (ubahan hidrotermal).
Dinamika bumi kawasan ini terekam dengan baik melalui panorama bentang alam yang sangat indah dan langka (unik), singkapan-singkapan struktur geologi, stratigrafi dan juga variasi jenis batuan yang berkaitan dengan proses geo - vulkanologi tersebut di atas dapat teramati dengan baik dan jelas, sehingga pantas untuk dijadikan kawasan yang bernilai Warisan Geologi (Geoheritage). Daerah ini merupakan bagian dari jejak pembentukan Pulau Samosir dari dasar danau yang terjadi sejak 33.000 tahun yang lalu, mencakup kawasan seluas 1.481 km2 yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Toba Samosir.
Geoarea Samosir dapat dikelompokkan dalam sekuen-sekuen geo - vulkanologi produk erupsi kaldera super vulcano Toba, terbentuknya Kaldera Toba (collpasecaldera), batuan dasar gunung api Toba, terbentuknya Pulau Samosir dan proses geologi yang menyertainya.
Keterdapatan seri endapan sedimen danau dengan ketebalan hingga puluhan meter yang menempati hampir dua pertiga permukaan Pulau Samosir, mencirikan bahwa daerah ini sebelumnya merupakan dasar danau yang kemudian terangkat kepermukaan. Konsep geo-volkanologi fenomena ini dikenal sebagai manifestasi dari "resurgent doming", yaitu suatu pengangkatan dasar kawah atau kaldera sebagai akibat dari desakan magma dalam proses pencapaian kesetimbangan baru pasca erupsi. Endapan danau yang terdapat di Pulau Samosir umumnya tersusun oleh runtuhan atau rombakan batuan vulkanik yang berlapis baik, disertai oleh keterdapatan fragmen-fragmen batuan dasar yang terdiri dari batuan meta - sedimen, pluton dan vulkanik yang terbongkar akibat erupsi kaldera atau "super volcano" yang terjadi 74.000 tahun yang lalu.
Pada bagian-bagian tertentu dari susunan endapan ini, terutama yang berasosiasi dengan endapan abu vulkanik (tuff) yang sangat halus, dijumpai endapan yang mengandung fosil ganggang (diatom) dan kadang-kadang ditemukan juga fosil daun yang tersisip diantaranya, sebaran endapan mini cukup luas, sehingga dengan mudah dikenali, atau dikenal dengan sebutan "tanah diatom". Keterdapatan fosil ganggang dalam endapan yang cukup tebal (> 2 meter) seperti tersebut diatas, mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan dan juga air yang terdapat dalam Danau Toba adalah sangat sesuai dengan pertumbuhan ganggang tersebut pada masa lalu.
Terdapat beberapa sekuen endapan danau yang dapat diikuti dengan baik, dengan urutan sebagai berikut: endapan runtuhan (debris), breksi volkanik dan konglomerat, ditutupi oleh pasir tufaan berlapis tipis (laminar) dan lumpur dengan tebal lebih dari 30 meter, lempung / tanah diatom, diatomit yang hampir murni
a. Panorama Danau Toba
b. Batu Lumpur Gondwana
c. Kubah Lava Dasitik
Geoarea Samosir dapat dikelompokkan dalam sekuen-sekuen geo - vulkanologi produk erupsi kaldera super vulcano Toba, terbentuknya Kaldera Toba (collpasecaldera), batuan dasar gunung api Toba, terbentuknya Pulau Samosir dan proses geologi yang menyertainya.
Keterdapatan seri endapan sedimen danau dengan ketebalan hingga puluhan meter yang menempati hampir dua pertiga permukaan Pulau Samosir, mencirikan bahwa daerah ini sebelumnya merupakan dasar danau yang kemudian terangkat kepermukaan. Konsep geo-volkanologi fenomena ini dikenal sebagai manifestasi dari "resurgent doming", yaitu suatu pengangkatan dasar kawah atau kaldera sebagai akibat dari desakan magma dalam proses pencapaian kesetimbangan baru pasca erupsi. Endapan danau yang terdapat di Pulau Samosir umumnya tersusun oleh runtuhan atau rombakan batuan vulkanik yang berlapis baik, disertai oleh keterdapatan fragmen-fragmen batuan dasar yang terdiri dari batuan meta - sedimen, pluton dan vulkanik yang terbongkar akibat erupsi kaldera atau "super volcano" yang terjadi 74.000 tahun yang lalu.
Pada bagian-bagian tertentu dari susunan endapan ini, terutama yang berasosiasi dengan endapan abu vulkanik (tuff) yang sangat halus, dijumpai endapan yang mengandung fosil ganggang (diatom) dan kadang-kadang ditemukan juga fosil daun yang tersisip diantaranya, sebaran endapan mini cukup luas, sehingga dengan mudah dikenali, atau dikenal dengan sebutan "tanah diatom". Keterdapatan fosil ganggang dalam endapan yang cukup tebal (> 2 meter) seperti tersebut diatas, mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan dan juga air yang terdapat dalam Danau Toba adalah sangat sesuai dengan pertumbuhan ganggang tersebut pada masa lalu.
Terdapat beberapa sekuen endapan danau yang dapat diikuti dengan baik, dengan urutan sebagai berikut: endapan runtuhan (debris), breksi volkanik dan konglomerat, ditutupi oleh pasir tufaan berlapis tipis (laminar) dan lumpur dengan tebal lebih dari 30 meter, lempung / tanah diatom, diatomit yang hampir murni
a. Panorama Danau Toba
Panorama Danau Toba yang Indah, Sebagai Jejak Peristiwa Letusan Supervolcano Toba Sebagai Kaldera Gunung Api Sumber |
Panorama Bentang Alam Kaldera Toba dari Panatapan Tele, Desa Turpuk, Limbong, Kecamatan Harian, Samosir Sumber |
Menara Pandang Panatapan Tele Sumber |
b. Batu Lumpur Gondwana
Batu Lumpur Gondwana di Turpuk Limbong Kecamatan Sianjur Mula Yang Berumur 300 Juta Tahun Sumber |
c. Kubah Lava Dasitik
Batu Hobon Yang Dilestarikan Berada di Kecamatan Sianjur Mula-mula, Samosir Sumber |
Panorama di Sekitar Batu Hodon di Kecamatan Sianjur Mula-mula, Samosir Sumber |
Panorama Bentang Alam Lembah Sihotang (Rura Sihotang), Samosir Sumber |
Agen Domino
BalasHapusDomino Online
Agen QQ
QQ Online
Judi Domino
Judi Online