2. Geoarea Kaldera Haranggaol
Daerah ini merupakan bagian dari jejak pembentukan
Kaldera Toba generasi kedua (450.000 tahun yang lalu), mencakup kawasan seluas
585,6 km2 yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Simalungun,
Karo dan Dairi.
Pada geoarea
ini tersingkap satuan endapan ignimbrit dari satuan Tuff Toba Menengah (MTT),
Tuff Dasitik Haranggaol (HDT), dan Tuff TobaTermuda (YTT), sedangkan singkapan
Tuff Toba Tertua tidak dijumpai. Beberapa kerucut vulkanik pasca erupsi kaldera
terdapat di kawasan ini, antara lain Gunung Sipisopiso (Gunung Tanduk Banua)
dan Gunung Singgalang. Bongkah batu apung berdiameter lebih dari 40 cm di
jumpai di Kawasan Tiga Runggu dalam endapatan Tuff Toba Termuda (YTT).
Peta Geoarea di Kawasan Kaldera Toba |
Panorama bentang alam yang dapat dilihat dari
beberapa tempat di kawasan ini memberi nuansa keindahan yang berbeda dari sudut
pandang di tempat lain.
a. Endapan Tuff Toba Termuda (YTT)
Endapan YTT yang terdapat diTiga Runggu |
b. Lava Andesit Gunung Sipisopiso
Lava Andesit dengan Batuan Dasar yang terdiri dari endapan Tuff YTT |
c. Komplek Batuan Dasar Tongging Kodon-kodon
Air Terjun Sipiso-piso, Merupakan Jejak Sesar Normal yang Merupakan Bagian dari Runtuhan Kaldera |
Bentang Alam Kawasan Tongging yang Terbentuk dari Batu Lumpur Gondwana yang Menjadi Dinding Kaldera pada Segmen Tongging Geoarea Haranggaol |
d. Endapan Tuff Toba Menengah (MTT) dapat dibedakan
di lapangan dari Tuff Muda Toba Terlaskan (YTT).
Dinding Kaldera yang Terdiri dari Sekuen Endapan YTT |
e. Haranggaol Dacitic Tuff (HDT)
Singkapan
endapan HDT memiliki ciri khas karena bertekstur ’parataxitic’ yang terbentuk oleh batu apung yang memilih (bergaris-garis)
berwarna putih dalam masa dasar tuff ab-abu. Tekstur ini dikenal sebagai parataxitic yang memanjang (kadang
sampai 1 meter), berbentuk spindel,
sedikit vesikuler, batu apung yang berkesan terseret (fiame). Singkapan satuan batuan HDT ini terdapat pada dinding
kaldera dekat Haranggaol dan di antara Haranggaol – Tigaras dan juga di
permukaan danau dekat Binangara, dengan ketebalan mencapai 100 meter dan
memperlihatkan struktur tiang (columnar
jointing).
Batuan ini tersusun oleh phenocryst plagioklas, piroksen orto dan clinopyroxen, dengan kandungan SiO2 63 – 66%, menunjukkan bahwa HDT adalah bersusun andesit. Berdasarkan sebaran dan ketebalannya, Chesner dan Rose (1991) memperkirakan batuan ini memiliki kesetaraan (DRE) volume ± 35 km3. Mereka menafsirkan HDT sebagai produk erupsi kaldera dari sebuah gunung api – strato (strato volcano) andesitan, yang terjadi pada 1,2 Ma (fission – track, Nishimura dkk, 1977).
Batuan ini tersusun oleh phenocryst plagioklas, piroksen orto dan clinopyroxen, dengan kandungan SiO2 63 – 66%, menunjukkan bahwa HDT adalah bersusun andesit. Berdasarkan sebaran dan ketebalannya, Chesner dan Rose (1991) memperkirakan batuan ini memiliki kesetaraan (DRE) volume ± 35 km3. Mereka menafsirkan HDT sebagai produk erupsi kaldera dari sebuah gunung api – strato (strato volcano) andesitan, yang terjadi pada 1,2 Ma (fission – track, Nishimura dkk, 1977).
Satuan Batuan Tuff Dasitik Endapan HDT yang Terlaskan di Haranggaol |
Panorama Kawasan Silalahi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar