Hal yang tak kalah menarik dari ekosistem Danau Toba adalah potensi keanekaragaman hayati daratan yang dimilikinya. Berbagai jenis tumbuhan terdapat di sekitar Danau Toba dan hanya bisa ditemukan di sana.
Sesuai dengan keragaman komponen hayati dan budaya yang terdapat di deliniasi kawasan, situs-situs non geologi di kawasan Geopark yang diusulkan terkelompok menjadi situs hayati dan situs budaya. Kali ini kita akan mencoba menelusuri situs keanekaragaman hayati yang terdapat di Geopark Kaldera Toba
1. Kebun Raya Samosir
Kebun Raya Samosir merupakan kebun raya daerah yang memiliki tujuan untuk mengkonservasi tumbuhan dataran tinggi sumatera khususnya Tapanuli. Kebun Raya Samosir ini berada di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Letak geografis Kebun Raya Samosir ini berada pada koordinat 2037'54" Lintang Utara dan 98052'07" Bujur Timur. Kebun Raya Samosir ini berada di ketinggian kurang lebih 1.000 meter di atas permukaan laut. Pada tahun 2008 dijumpai 75 jenis tumbuhan, dan dari 75 jenis tersebut, 4 jenis diantaranya merupakan jenis anggrek, 5 jenis tumbuhan paku dan 2 jenis tumbuhan liar.
Kebun Raya Samosir sendiri beberapa kali telah menemukan spesies spesies tanaman menarik seperti Cimbidiumhartinahianum (Anggrek Tien Suharto) yang dapat dijumpai di habitat alaminya di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir. Anggrek ini termasuk anggrek endemic yang langka karena hanya dapat dijumpai pada dataran tinggi di sumatera bagian utara di beberap titik saja.
2. Rafflesiameijerii
Anggrek Batak Sumber |
Kebun Raya Samosir sendiri beberapa kali telah menemukan spesies spesies tanaman menarik seperti Cimbidiumhartinahianum (Anggrek Tien Suharto) yang dapat dijumpai di habitat alaminya di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir. Anggrek ini termasuk anggrek endemic yang langka karena hanya dapat dijumpai pada dataran tinggi di sumatera bagian utara di beberap titik saja.
2. Rafflesiameijerii
Rafflesiameijerii atau biasa disebut bunga raflesia ini merupakan salah satu jenis raflesia yang ukurannya kecil. Rafflesiameijerii ditemukan pertaman kali di sicike-cike tahun 2005 dan berhasil diidentifikasi keberadaannya di Kabupaten Samosir pada tahun 2010. Accanthepepium scriptum, termasuk Orchidaceae (anggrek-anggrekan) ini merupakan temuan terakhir yang menjadi catatan baru / new record untuk pulau sumatera, karena anggrek jenis ini sebelumnya belum pernah ditemukan di Pulau Sumatera dan di Kabupaten Samosir. Keberadaan anggrek ini sudah berhasil ditemukan di Kecamatan Ronggu Nihuta.
Anggrek ini merupakan endemik sumatera yang sudah semakin sulit ditemukan, dalam 3 (tiga) tahun kegiatan eksplorasi baru satu kali ditemukan di tebing pinggiran danau toba.
3. Botanical Garden Taman Eden
Sumatera Utara kini telah memiliki sebuah taman konservasi anggrek yang pertama yaitu berada di lokasi Taman Eden 100. Taman konservasi (penangkaran) anggrek khas Toba pertama ini diresmikan pada Sabtu, 14 Pebruari 2009. Tamana anggrek (Toba Orchid Park) seluas 1.000 meter persegi itu pada tahap pertama sudah mengumpulkan dan memamerkan 100 jenis anggrek hutan dari perbukitan Taman Eden 100 Kecamatan Lumban Julu. Koleksi itu diturunkan dari perbukitan dengan ketinggian antara 1.000 dan 2.000 meter di atas permukaan laut.
Pada area Taman Eden 100 juga terdapat gua kelelawar yang dihuni oleh ribuan kelelawar. Taman Eden 100 memiliki flora yang sangat indah seperti jenis-jenis pohon, anggrek, nepenthes (kantong semar), dan banyak lagi tumbuhan asli, bahkan jenis anggrek yang masih langka di dunia ada di sini. Taman Eden 100 memiliki fauna yang sangat beragam jenis seperti burung, dan binatang-binatang lainnya, dan harimau sumatera juga ada di lokasi ini.
4. Monkey Forest Sibaganding
Lokasinya di desa Batu Lubang Sibaganding lintas Siantar - Parapat dekat tugu Marsuse, 40 kilometer dari Pematang Siantar. Luas area ini lebih kurang 50 hektare (hutan lindung Sibaganding). Habitat asli monyet-monyet ini berada di hutan lindung Sibatuloting, yang hingga kini masih terjaga. Pada tahun 1986, hewan mamalia ini masih terdapat tiga kelompok: kera, beruk dan siamang.
Seiring dengan menyempitnya lahan hutan, sekarang tinggal kera dan beruk saja. Hutan lindung Sibaganding hanya dihuni oleh monyet dan sesuai informasi dari pengelola dan pawang monyet (kera) ada 13 kelompok, yang satu kelompok berjumlah kurang lebih 100 ekor dan setiap kelompok terdiri dari 5 ekor babon (induk) atau sebagai pemimpin kelompok. Pawang akan memanggila monyet dengan alat tiup seperti terompet terbuat dari tanduk kerbau.
Jenis keragaman hayati lainnya yang ada di Kaldera Toba ini adalah Ikan Batak. Ikan Batak ini memiliki nama Neolissochilus thienemanni, tetapi sayang populasinya saat ini sangat jarang sekali ditemukan dan cukup langka. Jenis ikan ini biasanya hidup di sungai dengan arus deras, dangkal dengan air yang jernih.
Selain itu yang tak kalah penting dan menjadi salah satu ciri khas hayati di Kaldera Toba adalah tanaman andaliman. Tanaman ini merupakan jenis rempah yang biasa digunakan masyarakat Batak mengolah makanan terutama dalam membuat arsik ikan mas maupun bumbu ayam panggang. Andaliman sangat pedas dan cukup membuat lidah bergetar. Andaliman ini juga dikenal dengan sebutan merica batak.
Tentunya masih banyak keragaman hayati yang terdapat di Kaldera Toba ini sebagai sumber daya yang tersedia untuk dapat dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat yang berada di Kaldera Toba dengan tetap memperhatikan dan menjaga kelestariannya.
Rafflesiameijerii Sumber |
Anggrek ini merupakan endemik sumatera yang sudah semakin sulit ditemukan, dalam 3 (tiga) tahun kegiatan eksplorasi baru satu kali ditemukan di tebing pinggiran danau toba.
Vanda Sumaterana Sumber |
3. Botanical Garden Taman Eden
Sumatera Utara kini telah memiliki sebuah taman konservasi anggrek yang pertama yaitu berada di lokasi Taman Eden 100. Taman konservasi (penangkaran) anggrek khas Toba pertama ini diresmikan pada Sabtu, 14 Pebruari 2009. Tamana anggrek (Toba Orchid Park) seluas 1.000 meter persegi itu pada tahap pertama sudah mengumpulkan dan memamerkan 100 jenis anggrek hutan dari perbukitan Taman Eden 100 Kecamatan Lumban Julu. Koleksi itu diturunkan dari perbukitan dengan ketinggian antara 1.000 dan 2.000 meter di atas permukaan laut.
Toba Orchid Sumber |
Pada area Taman Eden 100 juga terdapat gua kelelawar yang dihuni oleh ribuan kelelawar. Taman Eden 100 memiliki flora yang sangat indah seperti jenis-jenis pohon, anggrek, nepenthes (kantong semar), dan banyak lagi tumbuhan asli, bahkan jenis anggrek yang masih langka di dunia ada di sini. Taman Eden 100 memiliki fauna yang sangat beragam jenis seperti burung, dan binatang-binatang lainnya, dan harimau sumatera juga ada di lokasi ini.
Kelinci Sumatera dalam Status Konservasi Sumber |
Harimau Sumatera Sumber |
4. Monkey Forest Sibaganding
Lokasinya di desa Batu Lubang Sibaganding lintas Siantar - Parapat dekat tugu Marsuse, 40 kilometer dari Pematang Siantar. Luas area ini lebih kurang 50 hektare (hutan lindung Sibaganding). Habitat asli monyet-monyet ini berada di hutan lindung Sibatuloting, yang hingga kini masih terjaga. Pada tahun 1986, hewan mamalia ini masih terdapat tiga kelompok: kera, beruk dan siamang.
Monyet di Penangkaran Sibaganding Sumber |
Seiring dengan menyempitnya lahan hutan, sekarang tinggal kera dan beruk saja. Hutan lindung Sibaganding hanya dihuni oleh monyet dan sesuai informasi dari pengelola dan pawang monyet (kera) ada 13 kelompok, yang satu kelompok berjumlah kurang lebih 100 ekor dan setiap kelompok terdiri dari 5 ekor babon (induk) atau sebagai pemimpin kelompok. Pawang akan memanggila monyet dengan alat tiup seperti terompet terbuat dari tanduk kerbau.
Pawang Monyet Meniup Tanduk Kerbau Sumber |
Jenis keragaman hayati lainnya yang ada di Kaldera Toba ini adalah Ikan Batak. Ikan Batak ini memiliki nama Neolissochilus thienemanni, tetapi sayang populasinya saat ini sangat jarang sekali ditemukan dan cukup langka. Jenis ikan ini biasanya hidup di sungai dengan arus deras, dangkal dengan air yang jernih.
Ikan Batak Sumber |
Selain itu yang tak kalah penting dan menjadi salah satu ciri khas hayati di Kaldera Toba adalah tanaman andaliman. Tanaman ini merupakan jenis rempah yang biasa digunakan masyarakat Batak mengolah makanan terutama dalam membuat arsik ikan mas maupun bumbu ayam panggang. Andaliman sangat pedas dan cukup membuat lidah bergetar. Andaliman ini juga dikenal dengan sebutan merica batak.
Andaliman Sumber |
Tentunya masih banyak keragaman hayati yang terdapat di Kaldera Toba ini sebagai sumber daya yang tersedia untuk dapat dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat yang berada di Kaldera Toba dengan tetap memperhatikan dan menjaga kelestariannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar