Potensi keindahan alam Danau Toba sebagai kaldera hasil Volcano-tectonic terbesar di dunia merupakan aset pariwisata yang penting di Indonesia dan memiliki nilai warisan dunia yang harus di konservasi baik untuk keperluan pendidikan dan pengembangan perekonomian rakyat setempat melalui kegiatan kepariwisataan. Diharapkan dengan icon geopark yang melekat pada Danau Toba ini ke depan, kunjungan wisatawan ke Sumatera Utara secara umum dan Danau Toba secara khusus meningkat secara signifikan.
Danau Toba Yang Kaya Dengan Keragamannya Sumber |
Kawasan yang diusulkan menjadi Geopark Kaldera Toba mencakup 7 (tujuh) wilayah kabupaten, yaitu kabupaten: Simalungun (Parapat, Tiga Ras, Haranggaol), Toba Samosir (Taman Eden dan sekitarnya), Samosir (Pulau Samosir, Pusuk Buhit, Tele), Tapanuli Utara (Muara, Tapian Nauli), Humbang Hasundutan (Bakkara, Tipang), Karo (Tongging, Sipisopiso), dan Dairi (Silalahi).
Deliniasi kawasan Geopark Kaldera Toba ini diusulkan di bagi dalam beberapa geoarea dengan didasarkan kepada pendekatan teknis lokasi kaldera yang merupakan pusat letusan yang membentuk Danau Toba seperti sekarang ini, meliputi:
- Geoarea Parapat dan sekitarnya mewakili Kaldera Porsea (terbentuk akibat letusan 800.000 tahun yang lalu),
- Geoarea Haranggaol dan sekitarnya mewakili Kaldera Haranggaol (terbentuk akibat letusan 500.000 tahun yang lalu),
- Geoarea Muara-Bakkara dan sekitarnya mewakili Kaldera Sibandang (terbentuk akibat letusan 74.000 tahun yang lalu) dan
- Geoarea Samosir dan Pusuk Buhit mewakili bukit up doming (pengangkatan Pulau Samosir dari dasar danau ke permukaan akibat sisa energi yang terdapat pada magma bawah permukaan bumi setelah letusan 74.000 tahun yang lalu).
Masing-masing sudut geoarea ini memiliki karakter dan keunikannya sendiri baik dari sisi keanekaragaman geologi, budaya dan biologinya. Semua yang diwariskan dari Erupsi Kaldera Toba 74.000 tahun yang lalu kini menjadi suatu aset yang sangat berharga yang perlu untuk di konservasi dan diberdayakan secara berkesinambungan sebagai salah satu saksi bisu kisah perjalanan peradaban manusia di permukaan bumi yang pernah terjadi di masa lalu. Dengan memperhatikan kepada 3 (tiga) aspek keragaman yang diwariskan dari Kaldera Toba, yakni geologi, hayati dan budaya, pengembangan kawasan ini perlu dipadukan secara sinergi dengan 3 (tiga) prinsip dalam konsep pengembangan geopark : konservasi, edukasi dan pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal berbasis geowisata.
Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 maka Danau Toba dan sekitarnya resmi ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional dari sudut pandang kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan yang meliputi badan danau, daerah tangkapan air dan cekungan air tanah yang terkait dengan perairan danau toba, serta pusat kegiatan dan jaringan prasarana yang tidak berada di badan danau, daerah tangkapan air dan cekungan air tanah yang terkait dengan perairan Danau Toba dan mendukung pengembangan perairan Danau Toba. Perwujudan Danau Toba sebagai suatu Kawasan Strategis Nasional juga harus mendapat dukungan yang kuat dari kabupaten yang ada di sekitar Kawasan Danau Toba untuk bersinergi dalam pembangunan Kawasan Danau Toba.
Apabila kita perhatikan, konsep dari pengembangan Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional ini sejalan dengan penetapan Kaldera Toba sebagai Geopark Nasional yang salah satunya mengusung prinsip konservasi. Hal ini akan semakin memperkuat posisi Danau Toba apabila dapat menjadi anggota Global Geopark Network UNESCO sekaligus dapat mengangkat kembali Danau Toba dan sekitarnya sebagai bagian dari Geopark Kaldera Toba menjadi Geowisata bertaraf Internasional.
Sebagai orang batak yang jauh merantau di timur Indonesia, alangkah bangga dan senangnya membaca tulisan mengenai wisata dan budaya Batak khususnya danau toba. Jika pengunjung disini hendak berwisata ke Ambon, silahkan hubungi kami Marsada Rental Mobil Ambon tim kami akan melayani anda dengan sepenuh hati. Horas
BalasHapus